Antenna COBRA

Percobaan membuat antenna Cobra diilhami artikel Raymond A. Cook ( W4JOH ) dimana beliau menggunakan 3 kabel dan feeder berupa Ladder Line 450 ohm. Saya membuat dengan menggunakan 4 kabel setelah membaca artikel Rick Littlefield ( K1BQT ) yang mencantumkan ilustrasi antenna Cobra selain menggunakan 3 kabel juga bisa menggunakan 4 kabel.
Nama Cobra sendiri katanya diambil dari bentuk antenna yang meliuk seperti huruf S, mirip ular kobra “in action ” akan mematuk mangsanya mungkin begitu ya hehehe . . .

Teorinya antenna ini termasuk kategori Linear Loaded Dipole dan umumnya tidak dirancang sebagai antenna yang resonan. Dalam penggunaannya disarankan untuk melengkapi dengan Antenna Tuner Unit ( ATU ).

Dalam percobaan ini agar tetap terarah maka saya tetap menggunakan patokan panjang gelombang 80 m sebagai acuan, dimana panjang total dipole 1/2 lambda seharusnya sekitar 38 meter. Panjang ini dibagi 4 kabel sehingga bentangan total seharusnya 9,5 meter. Saya pikir karena tidak harus resonan ya sekalian saja dibulatkan jadi panjang total 10 m, masing-masing sayap panjangnya 5 m.

Bahan antenna saya pakai kabel speaker yang berukuran cukup besar, isinya kawat serabut tembaga yang terbungkus bahan plastik. Setiap satuan panjangnya terdiri dari 2 kabel paralel sehingga untuk mendapatkan antenna Cobra dengan bentangan total 10 m dibutuhkan 20 m kabel speaker. Kabel tersebut dipotong menjadi 4, masing-masing sepanjang 5 m.
Sayap kanan terdiri dari 2 potong kabel disusun paralel, demikian juga sayap kirinya. Ujung-ujung kabel dihubungkan seperti pada ilustrasi gambar dan foto di bawah ini.

Ilustrasi sambungan bagian tengah :
*  Kabel 1 tidak terhubung

*  Kabel 2 terhubung dengan kabel 3

*  Kabel 4 akan dihubungkan ke saluran transmisi  –  Feeder atau Ladder Line
alias  Tangga Monyet

Ilustrasi sambungan ujung :

*  Kabel 1 dihubungkan dengan kabel 2

*  Kabel 3 dihubungkan dengan kabel 4

Cara menyambungkan dan pakai bahan apa terserah Anda.  Cara yang saya pakai pada ilustrasi di atas untuk jaga-jaga barangkali akan dipasang pada tempat yang tinggi sehingga bisa di-baut pada bahan isolator yang cukup kuat untuk selanjutnya dibentangkan di antara 2 tiang pendukung.

Saya masih berencana untuk eksperimen dengan pemancar sehingga antenna belum digantung tinggi-tinggi, cukup diletakkan dengan tumpuan kaso / usuk di bawah genting pada ketinggian sekitar 2,5 m dari tanah.

Tepat sebelum antenna saya pasang balun 4 : 1 terdiri dari 9 lilit kawat email 1 mm digulung bifilar pada pipa pralon diameter 2 inch, spasi antar lilitan kira-kira 5 mm.  Dari balun ini menuju ke transmitter / receiver langsung menggunakan kabel coax RG 58 impedansi 50 0hm.  Silahkan lihat gambarnya ya Om . . .

Nah, begitulah hasil sementara eksperimen antenna Cobra.  Percobaan untuk penerimaan dengan menghubungkan langsung kabel tengah coax ke antenna radio kempitan menghasilkan penerimaan yang lebih baik dibandingkan menggunakan antenna Box-Loop jemuran handuk.

Percobaan untuk transmit . . . . kita tunggu update selanjutnya.

Selamat mencoba.

 

z

About YD1HXJ - jagawana

Mencoba menikmati dunia amatir radio melalui eksperimen.

Posted on 05/06/2012, in Uncategorized and tagged , , , , . Bookmark the permalink. 27 Komentar.

  1. loh kok jadi bingung om, kabelnya banyak sekali trus yg di hubungkan ke radio penerima atau pemancar yg mana tuh, foto dengan backgorund gelap mangkin tambah pusing lihatnya he he he trus gambar bawah ada loadingnya tuh ukuran pralonya brapa yah dan email di lilit brapa mili dan brapa lilitan tuh

    Kabel yg ke pralon bagian atas ada yg tiga di atasnya dan satu dibawahnya trus yg mana yg dihubungkan ke bawah dan yg dibentangkan dan kabel yg tiga apa ujung2 di satukan

    Trus mana kabel 1 2 s.d 4 karena di gambar gak ada nomornya

    Thanks ya om jawabannya soalnya ilmu saya masih kelas bawahnih

  2. saya coba antena bonsai kok qrm nya besar sekali ya……..apa ada yang salah dengan lokasi rumah apa antenanya……….?

    • Kayaknya saya terawang dari sini antennanya udah bagus dan letaknya sudah tepat om, cuma rumahnya yg harus diganti hehehe . . . Just kidding ya brow hehehe . . .
      Silahkan dicoba anda monitor receivernya pake baterai saja, matikan sikring rumah jadi semua alat elektronik mati. Kalau di receiver bersih berarti QRM dari alat2 di rumah anda.
      Boleh jadi antena anda tidak beresonansi di frekuensi yang diharapkan, silahkan dites pakai DIP – Meter. Kalau resonansinya tepat biasanya sinyal diterima lebih baik.
      Bisa juga antenna menangkap listrik statis, arus yg tidak diharapkan dari lingkungan, bisa dicoba pasang choke balun berupa kabel coax yang digulung atau dililit membentuk coil tanpa mengganggu sambungan ke antenna dan ke receiver / transmitter.
      Begitu kata teorinya, kenyataannya bagaimana silahkan dicoba.

  3. Deddy Permana

    Ditunggu updatenya

  4. Antena Cobra,untuk transmitnya gimana Om Bob………kalau oke kita mau coba juga nih,Antena bonsai sampai sekarang belum berhasil,bisa buat monitor tapi cuma yg besar2 aja,intinya belum oke………apalagi kalau buat Transmit………He he he……..

  5. sugeng riyadi

    1. panjang open wire berapa?
    2. kalau liat gambar, email untuk balun tidak dipuntir satu dengan yang lain, dibuat sejajar seperti rel kereta, tapi ko namanya tetep bifilar??
    terima kasih pencerahannya….

    • Panjang open wire tergantung antenanya dipasang tinggi berapa. Dari tulisan yang saya baca mestinya panjang total antena dan open wire untuk satu sayap kurang lebih mendekati 1/4 lambda. Punya saya karena antena pendek saja open wire-nya tidak sampai 20 cm sehingga panjang yg 1/4 lambda ada pada lipatan cobra-nya.
      Jika antena anda dipasang tinggi lima meter dan balun dipasang dibawah maka open wire atau feeder panjangnya 5 meter sedangkan Cobra-nya kira2 13 meter dibagi 4 kabel.
      Open wire ini bisa juga berupa kabel feeder 300 ohm.
      Skema untuk gulungan bifilar kurang lebih memang seperti itu, karena gambar tidak selalu sama dengan fisik bendanya. Prakteknya dua kawat digulung bersama-sama gitu Om.

  6. wow, well inspiring banget…saya belum tertarik memakai antena “ungkretan” yang terlalu ekstrem…tapi kalo pindah QTH ya saya harus “ngonsider” antena desain macam beginian hehehe….Peace Om Bob..

    • Yang jelas untuk receive cukup oke, saya senang dibandingkan pakai long wire asal2an yg ini lebih baik. Untuk transmit belum dicoba, kita bikin SWR Meter dulu kebetulan bongkar2 punya VU meter nganggur.

  7. Mohon izin Mas Bob, aku posting di sini :
    http://amatirindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=397:antenna-cobra&catid=51:teknik&Itemid=41
    isi ngga’ ada yang diubah dan disertakan juga sumbernya koq… boleh yaaa…:)
    73…de yd1dkq

  8. Om,impendansinya 50 Ohm ya,kalau sy ganti feeder line nya menggunakan twinlead/kabel antena tv jaman dulu yg berimpendasi 300 ohm bisa gk ya?
    pemancar 80 meter hombrew sy pakai tabung 300 ohm,mau on air lagi tapi kendala di bentangan antena,antena diatas sepertinya bisa menjadi solusi sy biar bisa transmit lagi,baiknya gimana ya Om?

    thank’s
    Didi.A
    de YD0NVU

  9. maksudnya balun 4:1 dihilangkan ya Om?

    thank’s
    de yd0nvu

  10. Perangkat sy AM hombrew tabung…yg otomatis ada C1 dan C2 nya Om…mudah2an bisa
    nih…

  11. Sudah bisa tx belum om..

  12. Om Bob Terima Kasih saya sudah coba sama persis dengan yang digambar dan masih dipasang di plapon rumah ke pohon mangga.Untuk receive ok banget ditambah induksi coil dari Om Koh Kabul.Cuma saya masih bergelut dengan qrm.Yang anehnya kadang-kadang saja muncul, tapi sekali waktu bisa jernih sekali.Saya pake batere untuk suply receivernya dan sudah penah nyoba matiin listrik di rumah juga

  13. Itu feedernya kok tidak di beri skat ya om?

Tinggalkan Balasan